Selasa, 02 September 2008

Detik-detik menegangkan, menjelang maghrib


Hari pertama puasa kemarin adalah pengalaman pertama kali buat Zahron untuk berpuasa. Puasa Ramadhan. Pada hari-hari sebelumnya, menjelang masuk Ramadhan, aku kondisikan anak-anak agar sadar dan tahu bahwa kita akan memasuki bulan Ramadhan, yang di dalamnya kita diwajibkan untuk berpuasa. Salah satu pengkondisian yg aku lakukan adalah dengan memutarkan sebuah film Upin & Ipin / Istimewa Hari Raya. Film ini adalah film produksi TV 9 Malaysia. Aku mendapatkannya dari temenku. Tinggal copy doank. Munkin kalo mau browsing di internet ada kali, ya. [Tapi bagi yg berminat memilikinya, & ternyata tidak mendapatkannya di jagat maya ini, boleh deh kalo mo minta. Ntar aku kirimin via email deh. Eh, tapi ukurannya 200mega lebih tuh, bisa ga ya??]

Alhamdulillah mereka (terutama Zufar dan Zahron, ya.. Kalo Zuhair kan masih 3,5 tahun) menyambut kedatangan Ramadhan ini dengan gembira. Mereka menyatakan siap puasa. Sebenarnya kalo buat Zufar, ini adalah sesuatu yg sudah sewajarnya. Dia kan sudah 10 tahun. Tapi bagi Zahron yg baru masuk kelas satu Sekolah Alam –ditambah karakter/kondisi perkembangannya yg agak berbeda dg Zufar– ini adalah sesuatu yg sangat menggembirakan. Sungguh menyenangkan ketika mereka mau bangun sahur dan seterusnya ikut shubuhan di masjid.

Paginya sewaktu umminya mau berangkat kerja, dia (umminya) menelpon dan mengabarkan bahwa Zahron akan diajak ke kantor, karena ternyata sudah mulai kelihatan gelagat Zahron akan gampang berbuka (membatalkan puasanya) kalo ditinggal di rumah sama kakaknya. Dibawalah dia ke kantor.

Siangnya gantian aku yg menemaninya. Kebetulan dia sudah mulai berulah, minta kepada umminya agar dibelikan makanan [anak-anak memang sering berlaku berlebihan (banyak rewelnya) kalau bersama umminya]. Aku pinjamin dia laptop utk main game, sembari aku bekerja. Tidak lama kemudian dia menyudahi permainannya. Nampaknya dia sudah bosan, juga sudah lelah. Dan yang pasti, .. dia lapar! Akhirnya dia pindah ke ruangan lain yang bisa dipakai buat istirahat. Tidurlah dia di sana.

Singkat cerita, sorenya aku ngga’ bisa pulang kantor sesuai jadwal yang ada. Semestinya aku pulang 16.30, tapi aku masih ada kerjaan lain. Tidak lama, Zahron mengajak agar segera pulang. Aku masih ingin menunda lagi sebenarnya, namun dia terus meminta. Dia sudah kelihatan cukup lesu. Kasihan. Segera aku beres-beres, sambil menawarkan kepadanya, mau beli apa utk berbuka. Pisang goreng (di sini nyebutnya: sanggar) katanya.

Dalam perjalanan pulang, terjadi kemacetan di daerah BP-Dam. Mungkin ini kebetulan pas awal Ramadhan, banyak orang yang mencari ta’jilan buat berbuka, pas di saat jam-jam pulang kerja. Atau mungkin juga memang Balikpapan mulai macet karena makin banyaknya kendaraan yg ada.

Walau tidak terlalu lama sebenarnya (mungkin sekitar sepuluh menit), itu bisa menjadi semacam tes kesabaran buat orang-orang di sini yang jarang mengalami kemacetan. Itu pun sudah cukup memakan waktu, dan mengantar orang-orang makin mendekati waktu maghrib, saat berbuka.

Sanggar (pisang goreng) sudah didapat. Tapi aku masih berpikir mencari tambahan makanan/minuman utk Zahron. Maksudku untuk menyenangkan dia. Memberikan penghargaan sederhana buatnya yang telah menahan lapar & haus pada hari itu. Aku pilih jus alpukat sebagai minuman bonus buatnya. Dia belakangan ini memang menyukai minuman itu. Dan dia kelihatan sangat senang. Sampai di sini, keadaannya masih biasa-biasa saja. Sampai akhirnya...

Sesaat sebelum naik motor untuk kembali ke rumah –setelah membeli jus itu– tiba-tiba dia minta untuk memotong sedikit saja gorengan yang dibeli tadi. Buat apa? Aku masih berpikir kemungkinan dia mau memberikan potongan gorengan itu buat kucing atau ayam. Namun,,, ternyata dia minta potongan itu untuk dimakan. Masya Allah, Ron...ini sebentar lagi maghrib. Sayang kan, dah tinggal beberapa menit lagi, kalau sampai batal puasanya.

Alhamdulillah setelah dibujuk-bujuk, dia mau mengalah, walau dengan cara membuang sembarangan potongan gorengan tadi.

Sesampai di rumah, ternyata drama kelaparan itu belum berakhir. Begitu turun dari motor, dia langsung membawa minuman yang baru saja dibeli. Aku masih menahan dan membujuknya. Umminya datang menyambut. Ummi pun turut membujuk-bujuknya. Tapi dia tetap berontak. Teriak. Kukuh, minta agar dia segera berbuka. Padahal waktu berbuka tinggal lima menitan lagi. Berbagai tawaran, bujukan, dari aku dan umminya tidak dia hiraukan. Dan, akhirnya...dia berhasil merebut kembali minuman jus itu, dan...diminumnya. Subhanallah...

Yah, namanya juga anak-anak. Hiburku sendiri. Apalagi ini memang pengalaman pertama buat dia dalam puasa Ramadhan. Alhamdulillah, bisa sampai sebegitu lama. Sampai hampir full waktu berbuka. Walaupun sangat disayangkan, kan tinggal sedikit waktu lagi tuh, waktu berbuka...

Ya, ini latihan buat semuanya. Buat dia. Buat orang tuanya juga :)