Kamis, 30 April 2009

Rumah Kedua

Rencana pola gilirannya adalah empat atau lima hari di ruma kedua, dan tiga atau dua hari di rumah pertama. Semoga lancar...



Pembagian ini berawal dari belajarnya Zufar di lembaga pendidikan Tarbiyatul Qur’an untuk menghafal Al-Quran. Kurang lebih baru tiga bulanan ini. Adik bungsunya, Zuhair, juga ikut belajar di sana, di kelas/tingkat TK nya.


Selama hampir tiga tahun, Zufar belajar sendiri di rumah. Ya, bersama-sama dengan kami, sih. Maksudnya, dia ngga’ belajar di sekolah, atau bahasa lugasnya: dia tuh ngga’ sekolah. Sambil belajar di rumah, dia ikut beberapa aktivitas di luar, sebagiannya kursus. Kebetulan masih ada adik yg bungsu juga di rumah. Jadi, dia sekalian nemenin adiknya di rumah.


Dalam perjalanannya, nampaknya masih banyak yg sebenarnya bisa dilakukan oleh Zufar. Dan itu belum bisa dipenuhi dg pola belajarnya yg sekarang. Ditambah lagi bapak-ibunya (abi-umminya) dua-duanya bekerja. Kami, ortunya, bersama dia memang terus mencoba mencari aktivitas lain yg ”cocok” dg dia. Sampai akhirnya –setelah berbagai pilihan dibicarakan & sebagiannya telah dilakukan– jatuhlah pilihan kepada tahfizhul quran di Tarbiyatul Quran-nya Pak (dokter) Hakim. Pak Hakim ini, bersama isterinya memang sudah cukup lama berkecimpung dalam pendidikan Islam. Salah satu hasilnya yg sampai sekarang berkembang adalah Tarbiyatul Quran tersebut.


Nah, singkatnya (ga sabar nulisnya nih :D , masih da kerjaan yg lain..), kebetulan di lembaga Tarbiyatul Quran –yg bertempat di Puskib eks RSU Balikpapan– memiliki beberapa ruangan/kamar/rumah petak yg memungkinkan untuk dihuni oleh para keluarga siswa yg belajar di sana. Dengan pertimbangan agar lebih mendukung belajarnya Zufar & adiknya, maka kami (bersama anak-anak) sepakat untuk tinggal di sana selama hari-hari belajarnya. Nanti pas libur (jumat-sabtu, ato ditambah ahad) kembali ke rumah aslinya.


Di ’kompleks’ Tarqi (Tarbiyatul Quran) itu tinggal Pak Hakim & keluarga, sebagian pengurus, & (sebagian) para ustad/ahnya, & beberapa keluarga siswa/santri yg belajar di sana. Dengan lingkungan yg seperti itu, harapannya proses belajar Zufar & Zuhair (juga buat kami, termasuk Zahron) akan lebih kondusif. Termasuk tidak perlu bolak-balik ke rumah yg cukup jauh. Semoga.

Selasa, 02 September 2008

Detik-detik menegangkan, menjelang maghrib


Hari pertama puasa kemarin adalah pengalaman pertama kali buat Zahron untuk berpuasa. Puasa Ramadhan. Pada hari-hari sebelumnya, menjelang masuk Ramadhan, aku kondisikan anak-anak agar sadar dan tahu bahwa kita akan memasuki bulan Ramadhan, yang di dalamnya kita diwajibkan untuk berpuasa. Salah satu pengkondisian yg aku lakukan adalah dengan memutarkan sebuah film Upin & Ipin / Istimewa Hari Raya. Film ini adalah film produksi TV 9 Malaysia. Aku mendapatkannya dari temenku. Tinggal copy doank. Munkin kalo mau browsing di internet ada kali, ya. [Tapi bagi yg berminat memilikinya, & ternyata tidak mendapatkannya di jagat maya ini, boleh deh kalo mo minta. Ntar aku kirimin via email deh. Eh, tapi ukurannya 200mega lebih tuh, bisa ga ya??]

Alhamdulillah mereka (terutama Zufar dan Zahron, ya.. Kalo Zuhair kan masih 3,5 tahun) menyambut kedatangan Ramadhan ini dengan gembira. Mereka menyatakan siap puasa. Sebenarnya kalo buat Zufar, ini adalah sesuatu yg sudah sewajarnya. Dia kan sudah 10 tahun. Tapi bagi Zahron yg baru masuk kelas satu Sekolah Alam –ditambah karakter/kondisi perkembangannya yg agak berbeda dg Zufar– ini adalah sesuatu yg sangat menggembirakan. Sungguh menyenangkan ketika mereka mau bangun sahur dan seterusnya ikut shubuhan di masjid.

Paginya sewaktu umminya mau berangkat kerja, dia (umminya) menelpon dan mengabarkan bahwa Zahron akan diajak ke kantor, karena ternyata sudah mulai kelihatan gelagat Zahron akan gampang berbuka (membatalkan puasanya) kalo ditinggal di rumah sama kakaknya. Dibawalah dia ke kantor.

Siangnya gantian aku yg menemaninya. Kebetulan dia sudah mulai berulah, minta kepada umminya agar dibelikan makanan [anak-anak memang sering berlaku berlebihan (banyak rewelnya) kalau bersama umminya]. Aku pinjamin dia laptop utk main game, sembari aku bekerja. Tidak lama kemudian dia menyudahi permainannya. Nampaknya dia sudah bosan, juga sudah lelah. Dan yang pasti, .. dia lapar! Akhirnya dia pindah ke ruangan lain yang bisa dipakai buat istirahat. Tidurlah dia di sana.

Singkat cerita, sorenya aku ngga’ bisa pulang kantor sesuai jadwal yang ada. Semestinya aku pulang 16.30, tapi aku masih ada kerjaan lain. Tidak lama, Zahron mengajak agar segera pulang. Aku masih ingin menunda lagi sebenarnya, namun dia terus meminta. Dia sudah kelihatan cukup lesu. Kasihan. Segera aku beres-beres, sambil menawarkan kepadanya, mau beli apa utk berbuka. Pisang goreng (di sini nyebutnya: sanggar) katanya.

Dalam perjalanan pulang, terjadi kemacetan di daerah BP-Dam. Mungkin ini kebetulan pas awal Ramadhan, banyak orang yang mencari ta’jilan buat berbuka, pas di saat jam-jam pulang kerja. Atau mungkin juga memang Balikpapan mulai macet karena makin banyaknya kendaraan yg ada.

Walau tidak terlalu lama sebenarnya (mungkin sekitar sepuluh menit), itu bisa menjadi semacam tes kesabaran buat orang-orang di sini yang jarang mengalami kemacetan. Itu pun sudah cukup memakan waktu, dan mengantar orang-orang makin mendekati waktu maghrib, saat berbuka.

Sanggar (pisang goreng) sudah didapat. Tapi aku masih berpikir mencari tambahan makanan/minuman utk Zahron. Maksudku untuk menyenangkan dia. Memberikan penghargaan sederhana buatnya yang telah menahan lapar & haus pada hari itu. Aku pilih jus alpukat sebagai minuman bonus buatnya. Dia belakangan ini memang menyukai minuman itu. Dan dia kelihatan sangat senang. Sampai di sini, keadaannya masih biasa-biasa saja. Sampai akhirnya...

Sesaat sebelum naik motor untuk kembali ke rumah –setelah membeli jus itu– tiba-tiba dia minta untuk memotong sedikit saja gorengan yang dibeli tadi. Buat apa? Aku masih berpikir kemungkinan dia mau memberikan potongan gorengan itu buat kucing atau ayam. Namun,,, ternyata dia minta potongan itu untuk dimakan. Masya Allah, Ron...ini sebentar lagi maghrib. Sayang kan, dah tinggal beberapa menit lagi, kalau sampai batal puasanya.

Alhamdulillah setelah dibujuk-bujuk, dia mau mengalah, walau dengan cara membuang sembarangan potongan gorengan tadi.

Sesampai di rumah, ternyata drama kelaparan itu belum berakhir. Begitu turun dari motor, dia langsung membawa minuman yang baru saja dibeli. Aku masih menahan dan membujuknya. Umminya datang menyambut. Ummi pun turut membujuk-bujuknya. Tapi dia tetap berontak. Teriak. Kukuh, minta agar dia segera berbuka. Padahal waktu berbuka tinggal lima menitan lagi. Berbagai tawaran, bujukan, dari aku dan umminya tidak dia hiraukan. Dan, akhirnya...dia berhasil merebut kembali minuman jus itu, dan...diminumnya. Subhanallah...

Yah, namanya juga anak-anak. Hiburku sendiri. Apalagi ini memang pengalaman pertama buat dia dalam puasa Ramadhan. Alhamdulillah, bisa sampai sebegitu lama. Sampai hampir full waktu berbuka. Walaupun sangat disayangkan, kan tinggal sedikit waktu lagi tuh, waktu berbuka...

Ya, ini latihan buat semuanya. Buat dia. Buat orang tuanya juga :)

Rabu, 16 Januari 2008

Buat Stiker, yuuk!



Ini salah satu karya Abang. Yg belakangan ini sering dilakukan. Karena emang banyak permintaan...

Membuat stiker...

Ya, membuat stiker. Walo (sangat) sederhana. Mbuatnya gampang qo'.
Gimana caranya?? Ini nih, caranya...

Sediakan sepotong gambar dari kertas. Ukurannya bagusan yg standar aja, kayak pas foto 3x4 itu lho. Terus klo jenis gambarnya, terserah, ... suka2 anak aja. Bisa gambar yg biasa dijual oleh lelek2 penjual mainan itu, ato gambar dari komputer (hasil nyari di internet), ato gambar foto kita/anak yg diprint di kertas. Salah satu contohnya, ya... gambar di atas. Abang nyomot gambar itu dari internet. Pas lagi demam Naruto, emang.

Nah, gambar tadi di bagian belakangnya dikasi dobel selotip (tau, kan?), yg kalo kertas selotipnya dilepas, maka bagian belakang gambar itu akan mempunyai daya rekat. Biar bisa nempel (ditempel).

Selain diberi dobel selotip di bagian belakang gambar, di bagian depannya dilapisi selotip bening. Biar gambarnya jadi mengkilat. Ini jugak untuk menambah ketahanan stiker itu nantinya, biar lebih awet, tidak gampang robek.
Udah, selesey. Tinggal, kalo gambarnya ada beberapa --misalnya ada 4 gambar dalam satu deret, masing2 seukuran foto 3x4 tadi-- maka kita cukup memotong/menggunting masing2 gambar itu. Jadi, waktu ngelapisi
selotip bening dan dobel selotip tadi, sekaligus satu deret yg terdiri atas 4 gambar tadi.

Nah, mudah bukan??? Cukup dengan 3 bahan, ... jadilah stiker yg disukai anak2 :))


Belajar bisnis

Ternyata si Abang tidak berhenti sampe di situ, membuat stiker itu aja. Waktu dia bawa itu stiker yg dibuatnya sendiri, lalu diliat ama temen2nya, ... sekalinya, mereka pada tertarik untuk memilikinya jugak. Nah, omong punya omong, akhirnya mereka (Abang & temen2nya) sepakat bahwa: satu stiker dihargai 500 perak. Hm.. instink bisnisnya jalan lagi, sekalinya. Jadilah, stiker kreasinya itu jadi barang jualan.
Lumayaaann, ... buat nambah2 uang jajan.

Ayok... pada bikin yok...

* aku sendiri sampe sekarang belum nanya nih, Abang tau bikin stiker kayak gitu tuh dari mana. Pastinya kita, insya Allah taulah, cara2 gitu, tapi aku sendiri belum pnah ngasih tau ke dia, bahwa dg cara sperti itu kita bisa mbikin stiker. salah satu hikmah, nih: Nyata, kan... tnyata anak2 tuh bisa aja ngerangkai info2 yg dia dapet, sehingga bisa menjadi sbuah kreasi dari dia. Kita tinggal nyuplai info2 ke mereka, info yg berguna, dg fasilitas yg ada di sekitar kita *

Selasa, 15 Januari 2008

Sepuluh taon udah


Hari ini Abang Zufar genap 10 taon.
Selamat Bang, ya...
Moga makin kreatif, banyak karya yg akan dibuat.
Moga makin sayang, ama adek2, ama umi-abi, ama sodara2 yg laen, ama temen2...
Moga makin shaleh, ibadah2nya dijaga
Moga makin pinter, tambah ilmu terus
Moga makin disiplin, bisa manfaatin waktunya lebih baik lagi
Moga ... makin ... pokoknya baik deh :D

* * *

Di hari ini, blog ini mulai dibuat & dipablis.
Manfaatin moment hari ultahnya Abang. Biar lebih ada nilai historisnya nanti :p

Sengaja blog ini dibikin, karena blog yg lebih dulu ada, isinya udah campur baur, macam2 (namanya jugak blog yg awal ada karena coba2...)
Nah, blog ini didedikasikan [..ehm, ..ehm], ya... dikhususkan untuk bekesah tentang tiga anak ini, zuzazu: Zufar, Zahron, & Zuhair; jugak hal2 yg terkait dengan perkembangan mereka. Termasuk Homeschooling, yg sekarang sedang dijalani Abang.

Blog ini, bisa dibilang -karena pas hari ultahnya abang, ya... sebagai salah satu hadiah ultahnya lah... Semoga dia bisa mengambil inspirasi dari sini. Jugak adaek2nya. Ato para pembaca sekalian. Smoga bmanfaat lah.